Definisi
Demam
thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna
dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan
kesadaran. Demam thypoid adalah penyakit infeksi yang akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Demam typoid adalah penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan yang disebabkan
oleh kuman Salmonella typhosa, secara klinis ditandai dengan demam yang lebih
dari 1 minggu disertai gangguan pencernaan dalam berbagai bentuk dan gangguan
kesadaran dalam berbagai tingkat. Jadi demam thypoid adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi ditandai dengan demam 1 minggu dan
disertai gangguan saluran pencernaan serta gangguan kesadaran.
3.2 Penyebab
Penyebab demam typhoid adalah
Salmonella typhi, basil gram negatif, bergerak dengan Rambut getar, tidak
berspora, mempunyai sekurang-kurangnya empat macam antigen yaitu antigen O
(somatic), H (flagella), Vi, dan protein membran hialin.
Manifestasi Klinis
a. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung
3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu
pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada
pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien
terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan
normal kembali pada akhir minggu kedua.
b. Gangguan
pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih
kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemurahan, jarang disertai tremor.
Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (metenismus). Hati dan limfa
membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi
tetapi juga dapat diare atau normal.
c. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun
walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi
sopos, koma atau gelisah (kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan
pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya.
Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu bintik-bintik
kemurahan karena amboli basil dalam kapiler kulit, yang dapat ditemukan pada
minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardia dan epistaksis
pada anak besar.
3.3 Tanda-tanda atau Gejala
3.3 Tanda-tanda atau Gejala
1. Tidak membiasakan cuci tangan pakai
sabun setelah buang air kecil atau besar.
Hal
ini dapat menyebabkan bakteri Tifoid dengan mudah tersebar ke dalam makanan dan
minuman karena bakteri tifiod bisa kita temukan di dalam air kemih dan tinja
penderita. Karena itulah biasakan cuci tangan pakai sabun setelah buang
air kecil atau besar dan sebelum menyentuh makanan.
2. Penyebaran bakteri melalui lalat
Lalat
adalah hewan yang terbiasa di hidup di lingkungan yang kurang bersih. Bila
lalat menyentuh tinja penderita lalu kemudian menyentuh makanan, bakteri
Salmonella typhi bisa dengan langsung menyebar di makanan tersebut. Karena itu
tutup makanan dengan tudung saji agar terhindar dari lalat.
Gejala
demam Tifoid akan mulai timbul secara bertahap dalam 8 sampai 14 hari setelah
penderita terinfeksi. Berikut adalah gejala-gejalanya:
1.
Sakit
kepala
2.
Nyeri
sendi
3.
Sakit
tenggorokan
4.
Sembelit
5.
Penurunan
nafsu makan
6.
Nyeri
perut
7.
Demam
8.
Sakit
kepala
9.
Terkadang
penderita juga akan merasa nyeri saat buang air kecil dan batuk yang disertai
darah yang keluar dari hidung.
10.
Timbul
bintik-bintik kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua
selama 2-5 hari (hanya terjadi pada sekitar 10% penderita demam Tifoid).
3.4 Cara Penyakit ini
menyebar
Bakteri (Salmonella
thypis) masuk ke tubuh manusia melalui saluran cerna. Sebagian kuman
dimusnahkan oleh asam lambung sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai
jaringan limpod plaque peyen di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di
tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman
Salmonella thypis kemudian menembus kelamina propia, masuk aliran limfe dan
mencapai kelenjar limfe mesentirial yang juga mengalami hipertrofi. Setelah
melewati kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typii lain mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonela typii bersarang di plasue peyeri,
limfa, hati, dan bagian-bagian lain sistem retikulo endoterial. Semula disangka
demam dan gejala-gejala toksemia pada demam thypoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan
bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam thypoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal
pada jaringan tempat S. thypii berkembangbiak. Demam pada thypoid disebabkan
karena S. typii dan endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang (FKUI, 1996 & Ngastiyah,
1997).
3.5 Jenis-jenisnya
Komplikasi demam thypoid dapat dibagi
dalam :
a. Komplikasi intestinal / pada usus
halus
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Peritonitis
b. Komplikasi ekstra intestinal /
komplikasi di luar usus
1) Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi
perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis)
2) Komplikasi darah
2) Komplikasi darah
Anemia hemolitik,
trombositopenia, dan atau disseminated intravaskulan coagulation (DIC) dan
sindrom uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru
Pneumonia, empiema
dan pleuritis.
4) Komplikasi hepar dan kandung empedu
Hepatitis dan
kolesistisis.
5) Komplikasi ginjal
Glumerolonefritis,
prelonefritis dan perinofritis.
6) Komplikasi tulang
Osteomielitis,
perrostitis, spondilitis, dan antritis.
7) Komplikasi
neuronsikratrik
Delirium, meningitis,
polinevritis perifer, sindrom guili aim, barre, psikosis dan sindrom katatonia.
3.6 Pengobatan dan Pencegahan
3.6 Pengobatan dan Pencegahan
Pemeriksaan
Laboratorium
a. Pemeriksaan
leukosit
b. Pemeriksaan SGOT
dan SGPT Biakan darah
- Teknik pemeriksaan
laboratorium
- Saat pemeriksaan
selama perjalanan penyakit
- Pengobatan dengan
obat antimikroba
- Vaksinasi dimasa
lampau
c. Uji widal
d. Kepekaan
Salmonella thypii terhadap obat anti mikroba
Penatalaksanaan
a. Medik
a. Medik
1) Isolasi pasien, desinfeksi
pakaian dan okskreta
2) Perawatan yang baik untuk
menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia, dll
3) Istirahat selama
demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total),
kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di
ruangan
4) Diet
5) Obat pilihan ialah
klorompenikol kecuali jika pasien tidak serasi dapat diberikan obat
lainnya seperti
kotrimoksazol
6) Bila terdapat
komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya bila terjadi dehidrasi dan
asidosis diberikan
cairan secara intravena, dsb
b. Keperawatan
1) Kebutuhan nutrisi / cairan dan
elektrolit
- Jika pasien sadar diberikan makanan
lunak dengan lauk pauk di cincing (hati daging) : sayuran labu siyem / wortel
yang dimasak lunak sekali
- Pasien yang kesadarannya menurun
sekali diberikan makanan cair personde, kalori sesuai
dengan kebutuhannya
- Jika pasien parah seperti yang
menderita dividen di pasang infus dengan cairan glukosa dan
NaCl Gangguan suhu tubuh
- Untuk menurunkan suhu tubuh dengan
memberikan obat secara adekuat dan istirahat mutlak sampai suhu turun
diteruskan 2 minggu lagi kemudian imobilisasi bertahap
- Ruangan diatur agar cukup ventilasi
- Anak jangan ditutupi dengan selimut
yang tebal agar penguapan suhu lebih lancer
2) Gangguan rasa aman dan nyaman
- Perawatan mulut 2x sehari oleskan
boraks gliserin (cream) sering-sering dan sering diberikan minum untuk
meningkatkan nafsu makan
- Karena pasien apatik harus lebih
diperhatikan dan diajak komunikasi
3) Resiko terjadinya komplikasi
- Obat kloramfenikol, dosis 100 mg / kg
BB / hari diberikan 4x / hari
- Istirahat
- Pengawasan komplikasi
- Perdarahan usus, perforasi usus dan
komplikasi lain
4) Kurangnya pengetahuan orang tua
mengenai penyakit
- Pasien tidak boleh tidur dengan
anak-anak lain ; mungkin ibunya menemani tetapi tidak tidur bersama
- Pasien harus istirahat mutlak sampai
demam turun, masih dilanjutkan selama 2 minggu
- Pemberian obat
- Pembuangan feses dan urin harus
dibuang ke dalam lubang WC dan disiram air sampai sebanya-banyaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar