Gangguan Saluran Cerna Bagian Atas (Dyspepsia)
Gangguan Saluran Cerna
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum.
Dok, ibu saya sudah 2 hari mengalami
gangguan di perut bagian atas (sakit dan terasa penuh) dan itu terasa di sore
hari. Apakah itu ciri penyakit maag ? Dan apakah berbahaya jika beliau konsumsi
kunyit asli yang diparut tiap hari (satu sendok makan)? Terima kasih.
Dari: Unni
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
warahmatullahiwabarokatuh.
Terima kasih atas pertanyaan yang
Saudara berikan kepada kami.
Rasa nyeri dan penuh yang dirasakan
di daerah perut bagian atas kemungkinan merupakan gejala dyspepsia. Dyspepsia
sendiri adalah istilah umum untuk sekumpulan gejala yang berasal dari saluran
cerna bagian atas, yakni kerongkongan, lambung, dan usus dua belas jari (duodenum).
Gejala-gejala dyspepsia antara lain adalah:
- Rasa nyeri atau tidak nyaman di daerah perut bagian
atas.
- Perut terasa penuh, kembung, dan sering bersendawa.
Perut juga cepat terasa penuh saat makan.
- Sangat sering buang angin.
- Mual atau muntah
- Intoleransi makanan berlemak
- Rasa panas dan terbakar di daerah epigastrik (sering
diistilahkan sebagai ‘ulu hati’)
Gejala-gejala tersebut dapat dipicu
oleh berbagai macam sebab, diantaranya adalah:
- Dyspepsia non-ulkus, atau disebut juga dispepsia
fungsional. Jenis dispepsia ini biasanya adalah jenis yang terbanyak
ditemukan pada pasien dengan keluhan gejala dispepsia. Pada kondisi ini,
gejala timbul tanpa disertai adanya kelainan pada dinding saluran cerna
(seperti luka/ulkus, pembengkakan, dan sebagainya, melalui pemeriksaan
endoskopi). Sebabnya belum begitu diketahui, meski adanya infeksi bakteri
Helicobacter pylori (H. pylori) kemungkinan merupakan salah satu
pemicunya.
- Ulkus atau luka di daerah lambung dan/atau duodenum.
Jaringan dinding lambung atau duodenum mengalami kerusakan sehingga
jaringan dibawahnya terpapar asam lambung maupun benda lain yang masuk ke
dalamnya.
- Duodenitis atau gastritis, yakni peradangan pada
dinding duodenum atau lambung. Istilah sakit maag biasanya lebih dekat
dengan makna gastritis ini.
- Refluks asam dan esofagitis. Gejala yang menonjol
biasanya adalah rasa panas dan terbakar di ulu hati dan rasa masam di
mulut.
- Hernia hiatus, suatu kondisi dimana bagian atas lambung
mendesak masuk ke dalam rongga dada melalui titik lemah pada diafragma.
Kondisi ini biasanya menyebabkan reflux asam, dengan atau tanpa
esofagitis.
- Infeksi bakteri H.pylori.
- Dyspepsia akibat obat-obatan. Diantara beberapa obat
yang dapat memicu timbulnya gejala dyslepsia adalah anti radang (misalnya
aspirin, ibuprofen, diklofenak), digoksin, antagonis kalsium, beberapa
jenis antibiotik, steroid seperti deksamethason, teofilin, dan bifosfonat.
Pengobatan dyspepsia ini meliputi
terapi non farmakologis, seperti:
- Mengkonsumsi makanan secara teratur (yakni, rutin pada
jam-jam tertentu).
- Jika penderita kelebihan berat badan, menurunkan berat
badan hingga mencapai berat ideal.
- Menghindari konsumsi rokok dan alkohol.
Adapun terapi farmakologisnya secara
umum meliputi penggunaan :
- Antasida, baik cair maupun tablet. Pada kasus yang
ringan, antasida dapat memberikan efek perbaikan gejala dengan cepat.
- Penyekat H2, seperti ranitidin.
- Penghambat pompa proton, seperti omeprazole,
lansoprazole, pantoprazole.
Obat-obatan diatas, kecuali
antasida, harus digunakan dengan petunjuk dokter untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
Selain pengobatan tersebut, dikenal
juga beberapa terapi alternatif, misalnya dengan kunyit seperti yang
Saudara sebutkan. Kunyit memiliki efek anti peradangan, dan banyak digunakan
untuk menekan gejala dyspepsia dan peradangan pada sendi. Dosis konsumsi kunyit
yang disarankan (lebih mudah diterapkan pada ekstrak kunyit bubuk) adalah 4
kali minum, tiap kali minum sebanyak 500 mg, hingga gejala membaik. Penderita
tidak dianjurkan mengkonsumsi lebih dari dosis yang disarankan karena justru
dapat memicu rasa tidak nyaman di perut. Jika ibu anda tengah mengkonsumsi
obat-obatan lainnya, khususnya antikoagulan dan antiplatelet, sebaiknya
penggunaan kunyit dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter yang merawat
untuk menghindari interaksi obat yang dapat merugikan tubuh beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar