Rabu, 15 April 2015

Gangguan Saluran Cerna Bagian Atas (Dyspepsia)

Gangguan Saluran Cerna Bagian Atas (Dyspepsia)
sakit perut dan maag


Gangguan Saluran Cerna
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum.
Dok, ibu saya sudah 2 hari mengalami gangguan di perut bagian atas (sakit dan terasa penuh) dan itu terasa di sore hari. Apakah itu ciri penyakit maag ? Dan apakah berbahaya jika beliau konsumsi kunyit asli yang diparut tiap hari (satu sendok makan)? Terima kasih.
Dari: Unni
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahiwabarokatuh.
Terima kasih atas pertanyaan yang Saudara berikan kepada kami.
Rasa nyeri dan penuh yang dirasakan di daerah perut bagian atas kemungkinan merupakan gejala dyspepsia. Dyspepsia sendiri adalah istilah umum untuk sekumpulan gejala yang berasal dari saluran cerna bagian atas, yakni kerongkongan, lambung, dan usus dua belas jari (duodenum). Gejala-gejala dyspepsia antara lain adalah:
  • Rasa nyeri atau tidak nyaman di daerah perut bagian atas.
  • Perut terasa penuh, kembung, dan sering bersendawa. Perut juga cepat terasa penuh saat makan.
  • Sangat sering buang angin.
  • Mual atau muntah
  • Intoleransi makanan berlemak
  • Rasa panas dan terbakar di daerah epigastrik (sering diistilahkan sebagai ‘ulu hati’)
Gejala-gejala tersebut dapat dipicu oleh berbagai macam sebab, diantaranya adalah:
  • Dyspepsia non-ulkus, atau disebut juga dispepsia fungsional. Jenis dispepsia ini biasanya adalah jenis yang terbanyak ditemukan pada pasien dengan keluhan gejala dispepsia. Pada kondisi ini, gejala timbul tanpa disertai adanya kelainan pada dinding saluran cerna (seperti luka/ulkus, pembengkakan, dan sebagainya, melalui pemeriksaan endoskopi). Sebabnya belum begitu diketahui, meski adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) kemungkinan merupakan salah satu pemicunya.
  • Ulkus atau luka di daerah lambung dan/atau duodenum. Jaringan dinding lambung atau duodenum mengalami kerusakan sehingga jaringan dibawahnya terpapar asam lambung maupun benda lain yang masuk ke dalamnya.
  • Duodenitis atau gastritis, yakni peradangan pada dinding duodenum atau lambung. Istilah sakit maag biasanya lebih dekat dengan makna gastritis ini.
  • Refluks asam dan esofagitis. Gejala yang menonjol biasanya adalah rasa panas dan terbakar di ulu hati dan rasa masam di mulut.
  • Hernia hiatus, suatu kondisi dimana bagian atas lambung mendesak masuk ke dalam rongga dada melalui titik lemah pada diafragma. Kondisi ini biasanya menyebabkan reflux asam, dengan atau tanpa esofagitis.
  • Infeksi bakteri H.pylori.
  • Dyspepsia akibat obat-obatan. Diantara beberapa obat yang dapat memicu timbulnya gejala dyslepsia adalah anti radang (misalnya aspirin, ibuprofen, diklofenak), digoksin, antagonis kalsium, beberapa jenis antibiotik, steroid seperti deksamethason, teofilin, dan bifosfonat.
Pengobatan dyspepsia ini meliputi terapi non farmakologis, seperti:
  • Mengkonsumsi makanan secara teratur (yakni, rutin pada jam-jam tertentu).
  • Jika penderita kelebihan berat badan, menurunkan berat badan hingga mencapai berat ideal.
  • Menghindari konsumsi rokok dan alkohol.
Adapun terapi farmakologisnya secara umum meliputi penggunaan :
  • Antasida, baik cair maupun tablet. Pada kasus yang ringan, antasida dapat memberikan efek perbaikan gejala dengan cepat.
  • Penyekat H2, seperti ranitidin.
  • Penghambat pompa proton, seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole.
Obat-obatan diatas, kecuali antasida, harus digunakan dengan petunjuk dokter untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Selain pengobatan tersebut, dikenal juga beberapa terapi alternatif, misalnya dengan kunyit  seperti yang Saudara sebutkan. Kunyit memiliki efek anti peradangan, dan banyak digunakan untuk menekan gejala dyspepsia dan peradangan pada sendi. Dosis konsumsi kunyit yang disarankan (lebih mudah diterapkan pada ekstrak kunyit bubuk) adalah 4 kali minum, tiap kali minum sebanyak 500 mg, hingga gejala membaik. Penderita tidak dianjurkan mengkonsumsi lebih dari dosis yang disarankan karena justru dapat memicu rasa tidak nyaman di perut. Jika ibu anda tengah mengkonsumsi obat-obatan lainnya, khususnya antikoagulan dan antiplatelet, sebaiknya penggunaan kunyit dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter yang merawat untuk menghindari interaksi obat yang dapat merugikan tubuh beliau.


Tidak ada komentar: