KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan
tuntunan-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH HIPOFISA ini.
Penulis
menyadari bahwa, dalam proses pembuatan MAKALAH ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun dari segi penulisannya, untuk itu penulis dengan
hati tebuka menerima kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan MAKALAH ini.
Semoga MAKALAH ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Manado,
Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi...........................................................................................................................2
B. Jenis-Jenis
Kelenjar Hipofisis........................................................................................3
C. Hormon
Yang Ada Pada Hipofisis.................................................................................4
D.
Gangguan Hiperpituitary Hipofisis...........................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar
sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika)
di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang
yang sangat kecil untuk mengembang.
Hiperpituitary adalah suatu kondisi
patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga
menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon – hormon hipofisis lainnya
sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 : 36).
Hipofisa
memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus
posterior (belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa)
dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh
darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior
(neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kelenjar Hipofisis ?
2.
Apa saja Jenis- jenis kelenjar Hipofisis ?
3.
Hormon – hormon apa yang terdapat di dalam kelenjar
Hipofisis ?
4.
Apa itu Gangguan Hiperpituitary Hipofisis ?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui pengertian dari kelenjar Hipofisis
2.
Mengetahui jenis-jenis kelenjar Hipofisis
3.
Mengetahui hormon-hormon yang terdapat dalam kelenjar
Hipofisis
4.
Mengetahui gangguan hiperpituitary hipofisis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Kelenjar hipofisis (pituitari)
merupakan kelenjar kecil, garis tengahnya kurang dari 1 cm, dan berat sekitar
0,5 sampai 1 gram yang terletak dalam sel latursica pada basis otak dan
dihungkan dengan hipotalamus oleh tungkai pituitaria, atau infundibulum
hipotalami. Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak,
di dalam fossa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus,
yaitu anterior, posterior dan pars intermedia
(bagian di antara kedua lobus). Untuk
memudahkan mempelajarinya fungsinya maka hanya dilihat menjadi dua bagian,
yaitu lobus anterior dan posterior.
Kelenjar Hipofisis (pituitary)
disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis
dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan
bagian posterior.
B.
Jenis – jenis kelenjar Hipofisis
1.
Hipofisis anterior, juga dikenal sebagai Adehipofisis
Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar
hipofisa. Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka
kelenjar endokrin lainnya juga akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit.
Sekresi hipofisis anterior diatur
oleh hormon yang dinamakan “releasing” dan “inhibitory hormones (faktor)
hipotalamus” yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan kemudian dihantarkan
ke hipofisis anterior pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh portal hipotalamik-hipofisial kelenjar hipofisis anterior
terdiri atas beberapa jenis sel. Pada umumnya, terdapat satu jenis sel untuk
setiap jenis hormon yang dibentk pada kelenjar ini dengan teknik perawatan
khusus, berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satu
pengecualiannya adalah sel dari jenis yang sama mungkin mensekrasi hormon
luteinisasi dan hormon perangsang folikel.
Kelenjar hipofisis menghasikan sejumlah hormon
yang bekerja sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endoktrin
lain. Hormon pertumbuhan (Hormon Somatropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
tiroksin. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar
suprarenal dalam menghasikan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar
suprarenal.
Hormon Gonadotropik berfungsi untuk merangsang
folikel, Follicle Stimulating Hormone
(FSH), perkembangan folikel Graffdi dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa
di dalam testis. Luteinising Hormon (LH) atauInterstitial Cell Stimulating
Hormone (ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron di dalam ovarium
serta testosteron di dalam testis. Hormon prolaktin (luteutrofin) berfungsi mengendalikan sekresi air susu dan
mempertahankan adanya corpus luteum selama
hamil.
2.
Hipofisis Posterior, juga dikenal sebagai Neurohipofisis
Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang
berasal dari hipotalamus dan berakhir pada hipofisis posterior, kelenjar
hipofisis posterior, juga dinamakan neurohipofisis,
terutama terdiri atas sel-sel seperti sel glia yang dinamakan pituisit. Akan tetapi, pituisi tidak
menyekresi hormon, pituisit bekerja sebagai penyokong untuk serabut saraf
terminal yang jumlahnya banyak dan ujung-ujung saraf terminal dari traktus saraf
yang berasal dari nuklei supraoptikus dan paraventrikularis hipotalamus.
Traktus-traktus ini berjalan ke neurohipofisis melalui infundibulum hipotalami.
Ujung-ujung saraf merupakan tombol-tombol bulosa yang terletak pada permukaan
kapiler, Lobus posterior menghasilkan sekret dua jenis hormon, yaitu :
a.
Hormon antidiuretik (ADH), juga dinamakan vasopresin yang
mengatur jumlah air dalam ginjal dan urin.
b.
Oksitosin, merangsang kontraksi uterus saat melahirkan dan
mengeluarkan air susu selama menyusui.
Kedua hormon ini merupakan polipeptida kecil, masing-masing
mengandung sembilan asam amino. Mereka ide ntik satu sama lain kecuali untuk
dua asam amino.
C.
Hormon Yang Ada Pada Hipofisis
1.
Hormon hipotalamus anterior
Hormon
yang dihasilkan
|
Fungsi dan
gangguannya
|
Hormon Somatotropin (STH), Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH)
|
Adalah
sejenis hormon protein yang mengendalikan pertumbuhan seluler sel tubuh
dengan merangsang seluruh jaringan tubuh untuk menambah ukuran sel dan
memperbanyak mitosis sehingga jumlah sel bertambah.
Fungsinya,
a)
Pertumbuhan pertumbuhan
tulang (terutama tulang pipa) dan otot dan mempertahankan ukuran yang telah dicapai.
b)
Mampu meningkatkan metabolisme lemak
c)
Dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak, merangsang
pembentukan protein di hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan
lemak,
dan mengaktifkan faktor pertumbuhan yang menyerupai
insulin
d)
Efek jangka panjang dari hormon
pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar
gula darah meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam
darah. Kedua efek tersebut sangat penting karena tubuh harus
menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan ketika berpuasa dan dapat
digunakan sebagai cadangan sumber energi.
Kekurangan hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan pertumbuhannya
terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme). Jika kelebihan
|
terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari
tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
|
|
Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
|
Pelepasan TSH dipengaruhi oleh
thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Berfungsi:
a) Merangsang pertumbuhan
b) Merangsang perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi
tiroksin untuk menghasilkan hormon tiroid.
Terletak tepat di bawah laring
sebelah kanan dan kiri depan trakea, menyekresi tiroksin, triyodotironin,
yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga
menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsium.
Mengontrol
pertumbuhan dan
|
Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
|
Pelepasan ACTH dipengaruhi oleh
cortricotropin releasing hormone dari hipotalamus. Berfungsi untuk :
a) merangsang pertumbuhan dan fungsi
korteks adrenal untuk mensekresikan
glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat). dan mengatur produksi kortisol dan beberapa
steroid yang menyerupai testosteron (androgenik). Tanpa
kortikotropin,kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti
menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.
b) Beberapa
hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu
beta-melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit
serta enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati
dan kesiagaan.
|
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic hormone (LTH)
|
Pelepasannya dipengaruhi oleh
prolactin releasing hormon/PRH.
Berfungsi :
Ø Membantu kelahiran dan mengendalikan
sekresi air susu,
oleh kelenjar susu dan memepertahankan adanya korpus luteum selama hamil
|
Hormon gonadotropin pada wanita :
1. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
2. Luteinizing Hormone (LH)
|
Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen.
Merupakan
gonadotropin, pada laki-laki LH berfungsi merangsang
sekresi testosteron oleh sel leydig (sel interstitial testis)
Pada wanita LH mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron oleh korpus luteum dalam ovarium, merangsang pelepasan sel telur
setiap bulannya dari indung telur& untuk merangsang pembentukan
folikel de graff dalam ovarium.
|
Hormone gonadotropin pada pria:
1.
FSH
2.
Interstitial
Cell Stimulating Hormone (ICSH)
|
merupakan gonadotropin. Pada wanita,FSH merangsang
pembentukan estrogen oleh sel sel folikel dan progesteron,merangsang
pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur &
pembentukan folikel de graff dalam ovarium. Pada laki-laki,FSH berfungsi merangsang
tubulus seminiferus terjadinya spermatogenesis untuk
meningkatkan pembentukan atau pematangan sperma.
Merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan
androgen.
|
v Pada Hipofisis Anterior, GH
mempunyai efek metabolik yaitu:
1. Protein sintetis lebih dengan cara:
Ø Transport asam amino melalui membran
sel ke dalam sel meningkat
Ø Ribosom dalam sel meningkat lebih
aktif
Ø Pembentukan RNA dalam nukleus lebih
Ø Katabolisme protein dan asam amino
berkurang
2. Penggunaan karbohidrat berkurang
Ø GH menyebabkan berkurangnya
penggunaan glukosa untuk energi sehinngga mempunyai efek diabetogenik.
3. Mobilisasi lemak berlebih
Ø Jaringan lemak terjadi pelepasan
fatty acid berkurang menimbulkan acetil Co-a berkurang untuk energi sehingga
timbul ketosis
Ø Perlu diketahui bahwa GH disekresi
dalam jumlah yang sama / hampir sama waktu masa anak-anak.
Ø Sekresi GH naik turun dalam beberapa
menit sehubungan dengan nutrisi dan stress antara lain: keleparan,
hipoglikemia, exercise, trauma dan lain-lain.
v TSH (Thyroid Stimulating Hormon:
hormon perangsang thyroid)
1. Pembentukan dan sekresi hormon
tiroid
Hormon yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid
adalah tiroksin. Zat hasil sekresi dinamakan koloid yang dibatasi oleh sel
epitel kuloid yang menyekresi ke bagian dalam folikel. Unsur utama koloid
adalah glikoprotein besar firoglobulin, yang mengandung hormon tiroid. Sekali
sekresi memasuki folikel, kemudian diabsorbsi kembali melalui epitel folikel
dan masuk ke darah sebelum dapat berfungsi dalam tubuh.
2. Fungsi hormon tiroid
Ø Meningkatkan kecepatan metabolisme
secara keseluruhan
Ø Pada anak-anak merangsang
pertumbuhan
3. Peningkatan umum kecepatan
metabolisme
Ø Hormon tiroid meningkatkan aktifitas
metabolisme hampir semua jaringan tubuh
Ø Efek hormon tiroid menyebabkan
peningkatan sintesis protein
Ø Efek hormon tiroid pada sistem enzim
sel, dalam 1 minggu / lebih setelah pemberian hormon tiroid paling sedikit 100
dan mungkun lebih banyak lagi enzim intra sel meningkat jumlahnya
Ø Efek hormon tiroid pada mitokondria,
bila tiroksin/triodotironin diberikan pada binatang, mitokondria pada sebagian
besar sel tubuh bertambah ukuran dan jumlahnya.
Ø Efek hormon tiroid dalam
meningkatkan transpor aktif ion melalui membran sel, salah satu enzim yang
meningkat sebagai respon terhadap hormon tiroid adalah Na-K ATP Ase.
4. Efek hormon tiroid atas pertumbuhan
Ø Hormon tiroid mempunyai efek umum
dan khusus atas pertumbuhan pada manusia
Ø Efek hormon tiroid atas pertumbuhan
terutama diimanifestasikan dalam anak-anak
yang
sedang tumbuh
Ø Pada orang dengan hipotiroidisme
kecepatan pertumbuhan sangat teretardasi
Ø Pada orang dengan hipertiroidisme
sering terjadi pertumbuhan rangka yang berlebihan yang menyebabkan anak anak
menjadi sangat lebih tinggi dari pada yang lain
Ø Tetapi epifise menutup pada usia
yang dini sehingga kemudian tinggi orang dewasa bisa menjadi lebih pendek.
2.
Jenis Hormon Serta
Fungsi Hipofisis Pars Media
Hormon
|
Fungsi
|
MSH (Melanosit Stimulating Hormon)
|
Mempengaruhi warna
kulit individu, dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini
banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
|
3.
Hipofisis Lobus Posterior
Lobus posterior hanya menghasilkan 2
macam hormon, yaitu hormon antidiuretik dan oksitosin. Sesungguhnya kedua
hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus, sel-sel saraf
ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke hipofisa posterior,
dimana hormon ini dilepaskan.Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang
kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung mempengaruhi organ target.
Jenis Hormon Serta Fungsi Dari Hipofisis Posterior
Hormon
|
Fungsi
|
Oksitosin
|
Pelepasan oksitosin dipengaruhi oleh
hisapan dan persalinan. Sel targetnya adalah uterus dan payudara.
Fungsinya :
Ø Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan.
dan setelah
persalinan untuk mencegah perdarahan.
Ø merangsang
kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar susu.
Pengisapan puting susu merangsang
pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga
air susu mengalir dari dalam payudara ke puting susu.
|
Hormon ADH
|
Pelepasan ADH dipengaruhi keadaan kurang
cairan/dehidrasi. Sel targetnya adalah tubulus dan arteriol. Fungsinya :
|
Ø Meningkatkan TD, dengan cara
menyipitkan pembuluh darah
Ø Meningkatkan absorsi di tubulus
distal
Ø Menurunkan kerja otot saluran GI
Ø Meningkatkan penahanan air oleh ginjal
Ø Menurunkan volume urine
Hormon ini membantu tubuh menahan
jumlah air yang memadai.Jika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di
jantung, paru-paru. Otak dan aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar
hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kadar
elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus
dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi secara normal.
Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang
pelepasan hormon antidiuretik.
Pelepasan hormon antidiuretik juga
dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula darah yang rendah,
angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya klorpropamid,
obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma
dan emfisema).
Alkohol, steroid tertentu dan
beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon antidiuretik. Kekurangan
hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal
terlalu banyak membuang air.
|
Banyak sedikitnya
cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus. Jika cairan
(plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH untuk
melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan
cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma)
dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah
diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.
Jika seseorang buang
air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan
sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes
insipidus.
D.
Gangguan Hiperpituitary Hiperfungsi
1.
Definisi
Hiperpituitary adalah suatu kondisi
patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga
menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon – hormon hipofisis lainnya
sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 : 36)
2.
Etiologi / Predisposisi
Penyebab dari hiperpituitari adalah akibat adanya tumor
atau hiperplasi kelenjar hipofise.
3. Patofisiologi
Hiperfungsi hipofise dapat terjadi
dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise
yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut
adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik
bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa
jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama
hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini
hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.
Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel
penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi
TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di
temukan pada hipofisis anterior adalah:
a.
Arolactin-secreting tumors ( tumor
penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.
Prolaktinoma (adenoma laktotropin)
biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi
prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia
reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder,
galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan
kehamilan), dan infertilitas.
b.
Somatotroph tumors ( hipersekresi
pertumbuhan )
Adenoma somatotropik terdiri atas
sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejalah klinik hipersekresi hormon
pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini.
Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng
epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang
memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma
somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran
ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam
juga turut membesar ( misal; kardiomegali).
Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan
gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor
dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan
tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami
reproduksi.
c.
Corticotroph tumors
( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )
Adenoma kortikotropik terdiri atas
sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara
klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s.
4.
Tanda Dan Gejala
a.
Prolaktemia
Ø Amenorhoe
Ø Galaktorhoe tanpa adanya riwayat
kehamilan
Ø Infertility
Ø Hipersekresi Somatotropin
1.
Gigantisme
Ø Pada laki-laki alat genetalia besar
tapi kurang berfungsi
Ø Penderita akan sangat besar karena
tulang-tulang menjadi panjang.
2.
Akromegali
Ø Penebalan jaringan pengikat di bibir
dan hidung
Ø Os mandibulae bertambah besar dan
panjang
Ø Tulang-tulang tangan dan kaki
bertambah besar
Ø Gangguan metabolisme, glukosa darah
naik → lesu, capai
Ø Pada wanita amenorhoe, pada laki-laki
alat genetalia membesar.
Ø Adanya tanda-tanda peningkatan
tekanan intra kranial.
3.
Hipersekresi ACTH (Penyakit Cushing)
Hipersekresi ACTH menyebabkan hiperplasia dan hipersekresi dari korteks supranen sehingga gejala-gejala yang terjadi adalah gejala-gejala yang disebabkan oleh hiperfungsi dari korteks supranen.
5.
Terapi: Dikenal 2 macam terapi, yaitu:
a)
Terapi pembedahan (Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial )
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan
tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan pembedahan
pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans
ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan
cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung
antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup
memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada
70 – 90% kasus. Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya
tumor.
Jika terdapat kebocoran yang menetap,
pasien dianjurkan untuk tirah baring dengan kepala terangkat untuk menggantikan
tekanan pada tambalan yang sudah ditentukan. Seringkali kebocoran CSF sembuh
dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang diperlukan perbaikan dengan tindakan
operasi. Aktivitas yang meningkatkan tekanan intrakranial harus dihindari.
Nyeri kepala dapat timbul dan dapat
diobati dengan analgetik nonnarkotik tau cordein. Nyeri kepala persisten atau
rigiditas nuchal (kaku kuduk) dapat memberikan petunjuk akan adanya meningitis
dan hal ini harus segera dilaporkan. Karena kemungkinan terjadinya risiko
infeksi, maka antibiotik profilaktif dapat diberikan saat preoperatif atau
postoperatif.
b.
Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi
pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak memungkinkan, dan
menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi
pembedahan dilaksanakan.Radiasi memberikan manfaat
pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi
hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi
dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari
kadar sebelum disinar (base line level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2
tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran.
6.
Pemberian
Obat
Bromocriptine ( parloden ) : suatu
dopamine. Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada mikroadenoma,
prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan pada klien dengan akromegali,
untuk mengurangi ukuran tumor.Observasi efek samping pemberian bromokriptin
seperti: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, konstipasi,
bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter, berikan obat-obatan
setelah klien makan (tidak diberikan di antara waktu makan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelenjar Hipofisis (pituitary)
disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm.
Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia),
dan bagian posterior.
Hipofisa
memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus
posterior (belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa)
dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh
darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior
(neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC
Doengoes,
Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Boughman, Diane C, JoAnn c Hackley.2000. Keperawatan
Medical Bedah : Buku Saku Untuk Perawat Brunner & Sudarth. Jakarta : EGC.
Rumahoro, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar