Rabu, 15 April 2015

makalah hipofisis

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan tuntunan-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH HIPOFISA ini.
Penulis menyadari bahwa, dalam proses pembuatan MAKALAH ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun dari segi penulisannya, untuk itu penulis dengan hati tebuka menerima kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan MAKALAH ini.
Semoga MAKALAH ini bermanfaat bagi semua pembaca.






         Manado, Februari 2015

      Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang...............................................................................................................1
B.   Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C.   Tujuan Penulisan............................................................................................................1


BAB II PEMBAHASAN

A.  Definisi...........................................................................................................................2
B.   Jenis-Jenis Kelenjar Hipofisis........................................................................................3
C.   Hormon Yang Ada Pada Hipofisis.................................................................................4
D.   Gangguan Hiperpituitary Hipofisis...........................................................................12
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
       Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.  Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.

       Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 : 36).

Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.



B.     Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian kelenjar Hipofisis ?
2.        Apa saja Jenis- jenis kelenjar Hipofisis ?
3.        Hormon – hormon apa yang terdapat di dalam kelenjar Hipofisis ?
4.        Apa itu Gangguan Hiperpituitary Hipofisis ?

C.       Tujuan Penulisan
1.        Mengetahui pengertian dari kelenjar Hipofisis
2.        Mengetahui jenis-jenis kelenjar Hipofisis
3.        Mengetahui hormon-hormon yang terdapat dalam kelenjar Hipofisis
4.        Mengetahui gangguan hiperpituitary hipofisis
BAB II
PEMBAHASAN


A.     Definisi




Kelenjar hipofisis (pituitari) merupakan kelenjar kecil, garis tengahnya kurang dari 1 cm, dan berat sekitar 0,5 sampai 1 gram yang terletak dalam sel latursica pada basis otak dan dihungkan dengan hipotalamus oleh tungkai pituitaria, atau infundibulum hipotalami. Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus, yaitu anterior, posterior dan pars intermedia (bagian di antara kedua lobus).  Untuk memudahkan mempelajarinya fungsinya maka hanya dilihat menjadi dua bagian, yaitu lobus anterior dan posterior.
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.


B.     Jenis – jenis kelenjar Hipofisis
1.        Hipofisis anterior, juga dikenal sebagai Adehipofisis
Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar endokrin lainnya juga akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan “releasing” dan “inhibitory hormones (faktor) hipotalamus” yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan kemudian dihantarkan ke hipofisis anterior pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh portal hipotalamik-hipofisial kelenjar hipofisis anterior terdiri atas beberapa jenis sel. Pada umumnya, terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis hormon yang dibentk pada kelenjar ini dengan teknik perawatan khusus, berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satu pengecualiannya adalah sel dari jenis yang sama mungkin mensekrasi hormon luteinisasi dan hormon perangsang folikel.
Kelenjar hipofisis menghasikan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endoktrin lain. Hormon pertumbuhan (Hormon Somatropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam menghasikan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
Hormon Gonadotropik berfungsi untuk merangsang folikel, Follicle Stimulating Hormone (FSH), perkembangan folikel Graffdi dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di dalam testis. Luteinising Hormon (LH) atauInterstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron di dalam ovarium serta testosteron di dalam testis. Hormon prolaktin (luteutrofin) berfungsi mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya corpus luteum selama hamil.

2.        Hipofisis Posterior, juga dikenal sebagai Neurohipofisis
Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang berasal dari hipotalamus dan berakhir pada hipofisis posterior, kelenjar hipofisis posterior, juga dinamakan neurohipofisis, terutama terdiri atas sel-sel seperti sel glia yang dinamakan pituisit. Akan tetapi, pituisi tidak menyekresi hormon, pituisit bekerja sebagai penyokong untuk serabut saraf terminal yang jumlahnya banyak dan ujung-ujung saraf terminal dari traktus saraf yang berasal dari nuklei supraoptikus dan paraventrikularis hipotalamus. Traktus-traktus ini berjalan ke neurohipofisis melalui infundibulum hipotalami. Ujung-ujung saraf merupakan tombol-tombol bulosa yang terletak pada permukaan kapiler, Lobus posterior menghasilkan sekret dua jenis hormon, yaitu :
a.         Hormon antidiuretik (ADH), juga dinamakan vasopresin yang mengatur jumlah air dalam ginjal dan urin.
b.        Oksitosin, merangsang kontraksi uterus saat melahirkan dan mengeluarkan air susu selama menyusui.
Kedua hormon ini merupakan polipeptida kecil, masing-masing mengandung sembilan asam amino. Mereka ide ntik satu sama lain kecuali untuk dua asam amino.


C.     Hormon Yang Ada Pada Hipofisis
1.        Hormon hipotalamus anterior

Hormon yang dihasilkan
Fungsi dan gangguannya
Hormon Somatotropin (STH), Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH)
Adalah sejenis hormon protein yang mengendalikan pertumbuhan seluler sel tubuh dengan merangsang seluruh jaringan tubuh untuk menambah ukuran sel dan memperbanyak mitosis sehingga jumlah sel bertambah.
Fungsinya,
a)    Pertumbuhan pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa) dan otot dan mempertahankan ukuran yang telah dicapai.
b)   Mampu meningkatkan metabolisme lemak
c)    Dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak, merangsang pembentukan protein di hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan lemak, dan mengaktifkan faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin
d)   Efek jangka panjang dari hormon pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar gula darah meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam darah.  Kedua efek tersebut sangat penting karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan ketika berpuasa dan dapat digunakan sebagai cadangan sumber energi.
Kekurangan hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan pertumbuhannya terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan
 terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan
 pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Pelepasan TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Berfungsi:
a)    Merangsang pertumbuhan
b)   Merangsang perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin untuk menghasilkan hormon tiroid.
Terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri depan trakea, menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsium.
Mengontrol pertumbuhan dan
Adrenocorticotropic hormone (ACTH)   
                    
Pelepasan ACTH dipengaruhi oleh cortricotropin releasing hormone dari hipotalamus. Berfungsi untuk :
a)    merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat). dan mengatur produksi kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron (androgenik). Tanpa kortikotropin,kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.
b)   Beberapa hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit serta enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan kesiagaan.
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic hormone (LTH) 
Pelepasannya dipengaruhi oleh prolactin releasing hormon/PRH.
Berfungsi :
Ø Membantu kelahiran dan mengendalikan sekresi air susu, oleh kelenjar susu dan memepertahankan adanya korpus luteum selama hamil
Hormon gonadotropin pada wanita :
1.         Follicle Stimulating Hormone (FSH)
2.         Luteinizing Hormone (LH)   


Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen.
Merupakan gonadotropin, pada laki-laki LH berfungsi merangsang sekresi testosteron oleh sel leydig (sel interstitial testis)
Pada wanita LH mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus luteum dalam ovarium, merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur& untuk  merangsang pembentukan folikel de graff dalam ovarium.
Hormone gonadotropin pada pria:
1.        FSH









2.        Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)


merupakan gonadotropin. Pada wanita,FSH merangsang pembentukan estrogen oleh sel sel folikel dan progesteron,merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur & pembentukan folikel de graff dalam ovarium. Pada laki-laki,FSH berfungsi merangsang tubulus seminiferus terjadinya spermatogenesis untuk meningkatkan pembentukan atau pematangan sperma.


Merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen.

v  Pada Hipofisis Anterior, GH mempunyai efek metabolik yaitu:
1.      Protein sintetis lebih dengan cara:
Ø Transport asam amino melalui membran sel ke dalam sel meningkat
Ø Ribosom dalam sel meningkat lebih aktif
Ø Pembentukan RNA dalam nukleus lebih
Ø Katabolisme protein dan asam amino berkurang

2.      Penggunaan karbohidrat berkurang
Ø GH menyebabkan berkurangnya penggunaan glukosa untuk energi sehinngga mempunyai efek diabetogenik.
3.      Mobilisasi lemak berlebih
Ø Jaringan lemak terjadi pelepasan fatty acid berkurang menimbulkan acetil Co-a berkurang untuk energi sehingga timbul ketosis
Ø Perlu diketahui bahwa GH disekresi dalam jumlah yang sama / hampir sama waktu masa anak-anak.
Ø Sekresi GH naik turun dalam beberapa menit sehubungan dengan nutrisi dan stress antara lain: keleparan, hipoglikemia, exercise, trauma dan lain-lain.

v  TSH (Thyroid Stimulating Hormon: hormon perangsang thyroid)
1.      Pembentukan dan sekresi hormon tiroid
Hormon yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid adalah tiroksin. Zat hasil sekresi dinamakan koloid yang dibatasi oleh sel epitel kuloid yang menyekresi ke bagian dalam folikel. Unsur utama koloid adalah glikoprotein besar firoglobulin, yang mengandung hormon tiroid. Sekali sekresi memasuki folikel, kemudian diabsorbsi kembali melalui epitel folikel dan masuk ke darah sebelum dapat berfungsi dalam tubuh.
2.      Fungsi hormon tiroid
Ø Meningkatkan kecepatan metabolisme secara keseluruhan
Ø Pada anak-anak merangsang pertumbuhan
3.      Peningkatan umum kecepatan metabolisme
Ø Hormon tiroid meningkatkan aktifitas metabolisme hampir semua jaringan tubuh
Ø Efek hormon tiroid menyebabkan peningkatan sintesis protein
Ø Efek hormon tiroid pada sistem enzim sel, dalam 1 minggu / lebih setelah pemberian hormon tiroid paling sedikit 100 dan mungkun lebih banyak lagi enzim intra sel meningkat jumlahnya
Ø Efek hormon tiroid pada mitokondria, bila tiroksin/triodotironin diberikan pada binatang, mitokondria pada sebagian besar sel tubuh bertambah ukuran dan jumlahnya.
Ø Efek hormon tiroid dalam meningkatkan transpor aktif ion melalui membran sel, salah satu enzim yang meningkat sebagai respon terhadap hormon tiroid adalah Na-K ATP Ase.
4.      Efek hormon tiroid atas pertumbuhan
Ø Hormon tiroid mempunyai efek umum dan khusus atas pertumbuhan pada manusia
Ø Efek hormon tiroid atas pertumbuhan terutama diimanifestasikan dalam anak-anak
yang sedang tumbuh
Ø Pada orang dengan hipotiroidisme kecepatan pertumbuhan sangat teretardasi
Ø Pada orang dengan hipertiroidisme sering terjadi pertumbuhan rangka yang berlebihan yang menyebabkan anak anak menjadi sangat lebih tinggi dari pada yang lain
Ø Tetapi epifise menutup pada usia yang dini sehingga kemudian tinggi orang dewasa bisa menjadi lebih pendek.

2.        Jenis Hormon Serta Fungsi Hipofisis Pars Media
Hormon
Fungsi
MSH (Melanosit Stimulating Hormon)
Mempengaruhi warna kulit individu, dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

3.        Hipofisis Lobus Posterior
Lobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon antidiuretik dan oksitosin. Sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus, sel-sel saraf ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung mempengaruhi organ target.

Jenis Hormon Serta Fungsi Dari Hipofisis Posterior
Hormon
Fungsi
Oksitosin
Pelepasan oksitosin dipengaruhi oleh hisapan dan persalinan. Sel targetnya adalah uterus dan payudara.
Fungsinya :
Ø  Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan. dan setelah persalinan untuk mencegah perdarahan.
Ø  merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar susu.
Pengisapan puting susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke puting susu.
Hormon ADH
Pelepasan ADH dipengaruhi keadaan kurang cairan/dehidrasi. Sel targetnya adalah tubulus dan arteriol. Fungsinya :
Ø Meningkatkan TD, dengan cara menyipitkan pembuluh darah
Ø Meningkatkan absorsi di tubulus distal
Ø Menurunkan kerja otot saluran GI
Ø Meningkatkan penahanan air oleh ginjal
Ø Menurunkan volume urine


Hormon ini membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.Jika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi secara normal. Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang pelepasan hormon antidiuretik.
Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya klorpropamid, obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma dan emfisema).
Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal terlalu banyak membuang air.

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH  untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.
Jika seseorang buang air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.


D.     Gangguan Hiperpituitary Hiperfungsi

1.       Definisi
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 : 36)

2.       Etiologi / Predisposisi
Penyebab dari hiperpituitari adalah akibat adanya tumor atau hiperplasi kelenjar hipofise.

3.  Patofisiologi
Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.
Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior adalah:

a.         Arolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.
Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder,  galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.


b.        Somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )
Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejalah klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini.
Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar ( misal; kardiomegali).
Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.

c.         Corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )
Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s.                                                   

4.       Tanda Dan Gejala
a.         Prolaktemia
Ø  Amenorhoe
Ø  Galaktorhoe tanpa adanya riwayat kehamilan
Ø  Infertility
Ø  Hipersekresi Somatotropin

1.        Gigantisme
Ø  Pada laki-laki alat genetalia besar tapi kurang berfungsi
Ø  Penderita akan sangat besar karena tulang-tulang menjadi panjang.
2.        Akromegali
Ø  Penebalan jaringan pengikat di bibir dan hidung
Ø  Os mandibulae bertambah besar dan panjang
Ø  Tulang-tulang tangan dan kaki bertambah besar
Ø  Gangguan metabolisme, glukosa darah naik → lesu, capai
Ø  Pada wanita amenorhoe, pada laki-laki alat genetalia membesar.
Ø  Adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.

3.        Hipersekresi ACTH (Penyakit Cushing)

Hipersekresi ACTH menyebabkan hiperplasia dan hipersekresi dari korteks supranen sehingga gejala-gejala yang terjadi adalah gejala-gejala yang disebabkan oleh hiperfungsi dari korteks supranen.

5.        Terapi: Dikenal 2 macam terapi, yaitu:
a)        Terapi pembedahan (Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial )
    Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus. Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.
          Jika terdapat kebocoran yang menetap, pasien dianjurkan untuk tirah baring dengan kepala terangkat untuk menggantikan tekanan pada tambalan yang sudah ditentukan. Seringkali kebocoran CSF sembuh dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang diperlukan perbaikan dengan tindakan operasi. Aktivitas yang meningkatkan tekanan intrakranial harus dihindari.
Nyeri kepala dapat timbul dan dapat diobati dengan analgetik nonnarkotik tau cordein. Nyeri kepala persisten atau rigiditas nuchal (kaku kuduk) dapat memberikan petunjuk akan adanya meningitis dan hal ini harus segera dilaporkan. Karena kemungkinan terjadinya risiko infeksi, maka antibiotik profilaktif dapat diberikan saat preoperatif atau postoperatif.

b.        Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi pembedahan dilaksanakan.Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran.

6.       Pemberian Obat
Bromocriptine ( parloden ) : suatu dopamine. Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan pada klien dengan akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor.Observasi efek samping pemberian bromokriptin seperti: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, konstipasi, bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter, berikan obat-obatan setelah klien makan (tidak diberikan di antara waktu makan).
















BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.
Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
















DAFTAR PUSTAKA

Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC
Doengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Boughman, Diane C, JoAnn c Hackley.2000. Keperawatan Medical Bedah : Buku Saku Untuk Perawat Brunner & Sudarth. Jakarta : EGC.
Rumahoro, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC.


Tidak ada komentar: