Rabu, 15 April 2015

Dehidrasi


Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
kekurangan zat natrium;
kekurangan air;
kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, bahkan bisa saja meninggal dunia. Dan Jangan coba-coba menurunkan berat badan dengan cara dehidrasi karena anda akan menanggung resiko gangguan pada ginjal anda.
Penyebab tersering dehidrasi diantaranya intens, muntah, demam, atau berkeringat yang berlebihan.
Pencegahan
Dehidrasi dihindari dengan meminum cukup air; dewasa membutuhkan 2–3 L cairan per hari (termasuk kandungan air pada makanan).[1] Minum air di bawah kebutuhan tubuh yang sedikit hanya berisiko kecil, karena ginjal hanya mengeluarkan kelebihan air melaui kencing dengan tingkat keamanan yang besar
Pada kegiatan rutin, haus adalah normal dan menjadi panduan yang cukup untuk mengelola kadar air tubuh. Dengan berolahraga, terkena panas, atau berkurangnya kepekaan akan haus, minum mungkin dibutuhkan. Mengukur cairan selama kegiatan dapat dilakukan dengan menimbang badan sebelum dan sesudah kegiatan tertentu tersebut dilakukan.
Kehilangan cairan melalui pernafasan (sekitar 350ml), melalui penguapan pada kulit (100ml) dan melalui keringat (350ml), atau melalui ginjal dalam bentuk air seni (1000–2000ml, sekitar 900ml mutlak diperlukan untuk membuang partikel-partikel yang tidak diperlukan. Sejumlah air (sekitar 150–200ml, bukan diare) juga hilang melaui BAB.[6] Pada suhu udara yang hangat dan lembab atau melakukan kegiatan yang berat, bagaimanapun kehilangan air dapat mencapai 10 kali lipat atau lebih[butuh rujukan] melalui pernafasan; yang mana semua ini harus segera diganti. Pada kasus yang ekstrim, kehilangan cairan mungkin cukup untuk melampaui kemampuan tubuh untuk menyerap air dari saluran pencernaan; pada kasus ini, minum tidak akan cukup untuk menghindari dehidrasi, satu-satunya cara menghindari dehidrasi adalah pre-hydrate[3] atau mencari cara-cara untuk mengurangi penguapan melalui nafas (istirahat, pindah ke tempat yang lebih sejuk, dsb-nya,)
Jika kehilangan cairan yang banyak melalui pernafasan segera diganti dengan minum yang cukup, masalahnya adalah mengelola keseimbangan elektrolit. Minum cairan hipertonik maupun hipotonik mengundang konsekuensi berbahaya akan (hyponatremia atau hypernatremia) karena jumlah perputaran/sirkulasi cairan yang meningkat.

DIARE DENGAN DEHIDRASI SEDANG / RINGAN
Pada umumnya, anak-anak dengan dehidrasi sedang/ringan harus diberi larutan oralit, dalam waktu 3 jam pertama di klinik saat anak berada dalam pemantauan dan ibunya diajari cara menyiapkan dan memberi larutan oralit.


Diagnosis
Jika anak memiliki dua atau lebih tanda berikut, anak menderita dehidrasi ringan/sedang:
Gelisah/rewel
Haus dan minum dengan lahap
Mata cekung
Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Perhatian: Jika anak hanya menderita salah satu dari tanda di atas dan salah satu tanda dehidrasi berat (misalnya: gelisah/rewel dan malas minum), berarti anak menderita dehidrasi sedang/ringan.
Tatalaksana
Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai dengan berat badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak diketahui), seperti yang ditunjukkan dalam bagan 15 berikut ini. Namun demikian, jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak.
Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh setiap 1 – 2 menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang lebih besar, berikan minuman oralit lebih sering dengan menggunakan cangkir.
Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah
o Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap 2 – 3 menit)
o Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri minum air matang atau ASI.
Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.
Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara menyiapkan larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya kepada ibu agar bisa menyelesaikan rehidrasi di rumah ditambah untuk rehidrasi dua hari berikutnya.
Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya (Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak tidak bisa minum larutan oralit atau keadaannya terlihat memburuk.)
o Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan di rumah
beri cairan tambahan.
beri tablet Zinc selama 10 hari
lanjutkan pemberian minum/makan (lihat bagian 10.1)
kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini:
o anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu
o kondisi anak memburuk
o anak demam
o terdapat darah dalam tinja anak
o Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan untuk 3 jam berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan berikan ASI sesering mungkin
o Jika timbul tanda dehidrasi berat, lihat pengobatan di bagian 5.2.1.
o Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan infus dengan cara: beri cairan intravena secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
UMUR Pemberian 70 ml/kg selama
Bayi (di bawah umur 12 bulan) 5 jam
Anak (12 bulan sampai 5 tahun) 2,5 jam
Periksa kembali anak setiap 1-2 jam.
Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.
Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan penanganan.
Rencana Terapi B and Rencana Terapi A memberikan penjelasan lebih rinci:
Beri tablet Zinc
Beritahu ibu berapa banyak tablet zinc yang diberikan kepada anak:
o Di bawah umur 6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
o 6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
Pemberian Makan
Melanjutkan pemberian makan yang bergizi merupakan suatu elemen yang penting dalam tatalaksana diare.
ASI tetap diberikan
Meskipun nafsu makan anak belum membaik, pemberian makan tetap diupayakan pada anak berumur 6 bulan atau lebih.
Jika anak biasanya tidak diberi ASI, lihat kemungkinan untuk relaktasi (yaitu memulai lagi pemberian ASI setelah dihentikan) atau beri susu formula yang biasa diberikan. Jika anak berumur 6 bulan atau lebih atau sudah makan makanan padat, beri makanan yang disajikan secara segar – dimasak, ditumbuk atau digiling. Berikut adalah makanan yang direkomendasikan:
Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacang-kacangan, sayuran dan daging/ikan, jika mungkin, dengan 1-2 sendok teh minyak sayur yang ditambahkan ke dalam setiap sajian.
Makanan Pendamping ASI lokal yang direkomendasikan dalam  pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di daerah tersebut. (lihat bagian 10.1)
Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk penambahan kalium.
Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya 6 kali sehari. Beri makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya selama 2 minggu.

Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Dehidrasi
Monday, July 28, 2014


Dehidrasi adalah suatu kondisi tubuh yang abnormal di mana sel-sel tubuh kekurangan cairan. Otot, organ, dan jaringan di dalam tubuh terdiri dari 70% air, dan air juga sangat penting untuk berbagai proses tubuh.

Dehidrasi akan mengakibatkan banyak masalah dan gangguan bagi tubuh, seperti gangguan dalam pembuangan toksin (racun), pengiriman nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh, produksi energi, dan pelumasan sendi. Dehidrasi berat akan mempengaruhi sistem tubuh, dan juga dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit. Sementara natrium dan kalium adalah elektrolit yang berperan besar dalam proses-proses kritis tubuh, seperti untuk kenormalan fungsi otot dan irama jantung. Dehidrasi berat bisa berkomplikasi serius dan mengancam jiwa, seperti syok, koma bahkan kematian.

Dehidrasi dikategorikan menjadi tiga; ringan, sedang dan berat. Yang mana ketiganya dikategorikan berdasarkan jumlah cairan yang hilang di dalam tubuh. Dehidrasi sedang hingga berat bisa berubah menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa. Bayi, anak-anak, atlet dan orang yang berusia lanjut sangat rentan terhadap dehidrasi dan komplikasinya, meskipun dehidrasi dialami semua kelompok usia.

Gejala-Dehidrasi

Gejala dehidrasi bervariasi pada tiap individu tergantung dari penyebabnya. Gejala dehidrasi dapat muncul secara tiba-tiba (akut), seperti selama atau setelah sakit yang disertai muntah atau diare berulang. Dehidrasi juga dapat berubah menjadi berkelanjutan (kronis), seperti pada orang yang tidak minum cukup cairan karena khawatir akan inkontinensia (ketidakmampuan dalam mengontrol air kemih).

Pada sebagian orang, terutama orang yang berusia lanjut, seringkali tidak menyadari bahwa mereka mengalami gejala dehidrasi. Hal ini mungkin karena mereka tidak menyadari atau merasakan gejalanya.

Gejala dehidrasi meliputi:
Bibir dan lidah kering
Kulit kering
Sakit kepala ringan
Kurang atau tidak buang air kecil
Haus.
Jika cepat mendapatkan perawatan, dehidrasi sedang hingga berat bisa menjadi serius dan mengancam jiwa seseorang. Dehidrasi juga bisa merupakan gejala dari kondisi serius lain yang mendasarinya, seperti diabetes Tipe I atau gagal ginjal. Segeralah minta bantuan medis jika seseorang mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut ini:
Tingkat kesadaran atau kewaspadaan menurun
Nyeri atau perasaan tidak nyaman pada dada (palpitasi)
Bingung
Pusing
Bayi tidak bisa atau tidak merespon makanan
Sedikit air mata saat menangis, terutama pada bayi
Kelemahan atau kram otot
Mual dan muntah
Tidak buang air kecil, atau air seni berwarna kuning gelap, coklat atau berwarna teh
Mata cekung
Ubun-ubun cekung (titik lembut pada kepala bayi)
Bayi terlihat lemah.

Penyebab Dehidrasi

Dehidrasi dapat disebabkan karena kurangnya minum air atau cairan. Dehidrasi juga bisa merupakan dampak dari suatu kondisi yang menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, seperti diare yang berlebihan, luka bakar serius, demam, dan berada di elevasi (ketinggian tanah) tinggi. Dehidrasi juga merupakan gejala dari beberapa penyakit, gangguan atau kondisi yang mendasarinya, seperti defisiensi aldosteron (hormon yang diproduksi kelenjar adrenal), diabetes Tipe I, dan gagal ginjal.
Minum air sejatinya adalah untuk mengganti cairan yang hilang karena aktivitas sehari-hari atau karena fungsi normal tubuh, seperti hilangnya kelembaban karena proses pernapasan, kemih dan berkeringat. Cairan dalam tubuh bisa hilang karena beberapa kondisi berikut:
Mengonsumsi alkohol dan intoksikasi (keracunan)
Suhu/cuaca yang sangat panas
Olahraga yang menyebabkan keringat banyak keluar, seperti maraton dan sepakbola
Perdarahan
Berada di elevasi tinggi
Tingkat kelembaban rendah.
Dehidrasi juga bisa disebabkan karena suatu kondisi yang menyebabkan hilangnya banyak cairan karena terlalu sering berkemih, kondisi-kondisi itu antara lain:
Diabetes
Ketoasidosis diabetik
Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome (HHNS)
Pengobatan dengan obat diuretik seperti furosemide (Lasix).
Juga banyak kondisi atau gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan dehidrasi karena muntah atau diare. Beberapa kondisi tersebut antara lain:
Infeksi bakteri atau virus pada saluran pencernaan, seperti keracunan makanan ataugastroenteritis
Gangguan makan (bulimia atau anoreksia)
Gastroesophageal reflux disease (GERD)
Radang usus (termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa)
Influenza
Morning sickness selama kehamilan.

Faktor Risiko Dehidrasi

Para ahli kesehatan telah mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat membuat seseorang rentan terkena dehidrasi. Faktor-faktor risiko tersebut adalah:
Berusia lanjut (lebih dari 65 tahun)
Diabetes
Diare, demam atau muntah
Penyakit, gangguan atau kondisi kesehatan yang membuat pengeluaran urin menjadi berlebih, seperti diabetes
Penggunaan narkoba
Anak-anak usia enam tahun ke bawah.
Untuk menurunkan risiko terkena dehidrasi, seseorang harus cukup minum air atau hidrasi yang baik. Pada umumnya, dehidrasi dapat dicegah dengan minum air sekitar 8 gelas per hari. Jika Anda memiliki suatu penyakit, gangguan atau kondisi yang menyebabkan Anda kehilangan banyak cairan, segeralah minta bantuan medis dan taati perawatannya.
Komplikasi dehidrasi

Komplikasi terkait dehidrasi dapat berbeda-beda dan bersifat progesif, hal ini tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Karena dehidrasi dapat disebabkan oleh penyakit serius, tidak adanya pengobatan akan mengakibatkan komplikasi menjadi lebih serius dan menyebabkan kerusakan permanen. Jadi sangat penting bagi penderita dehidrasi sedang hingga berat untuk mendapatkan bantuan medis. Setelah penyebab dehidrasi yang mendasarinya sudah ditemukan, taati rencana pengobatannya demi menurunkan risiko komplikasi potensial seperti di bawah ini:
Kerusakan otak
Aritmia jantung (irama jantung abnormal)
Koma
Ketidakseimbangan elektrolit
Gagal ginjal
Syok
Pengobatan Dehidrasi

Langkah pertama untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan mencegahnya. Untuk orang dewasa, minumlah minimal 8 gelas air setiap hari. Pada sebagian orang, kebutuhan minum air akan lebih besar, seperti pada atlet atau orang-orang yang tinggal di dataran tinggi atau di tempat yang bersuhu tinggi dan beriklim kering. Untuk para atlet, sangat disarankan untk mengonsumsi minuman elektrolit.

Ketika dehidrasi sudah berkembang, pengobatan yang tepat akan memberikan hasil yang baik, sekaligus meminimalisir kemungkinan komplikasi yang serius. Pengobatan dehidrasi akan tergantung dari penyebab, adanya penyakit lain, usia dan beberapa faktor lainnya.

Pengobatan dehidrasi ringan

Dehidrasi ringan dapat diatasi dengan minum cairan sedikit-sedikit namun dengan interval yang pendek (sering). Untuk bayi dan anak-anak yang muntah atau diare, berikan rehidrasi oral seperti oralit, yang mana oralit juga sangat dianjurkan ketika terjadi muntah dan diare. Semua minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan minuman soda harus dihindari. Kafein akan memperburuk dehidrasi karena menyebabkan peningkatan potensi buang air kecil.

Pengobatan dehidrasi sedang hingga berat

Dehidrasi sedang hingga berat biasanya membutuhkan rawat inap dan perawatan intensif di rumah sakit. Cairan intravena diberikan berikut penggantian cairan elektrolit. Elektrolit dan parameter penting lainnya, seperti tanda-tanda vital harus dipantau secara kontinyu. Untuk kasus dehidrasi yang komplikasinya sampai mengancam jiwa seperti gagal ginjal dan syok hipovolemik, maka diperlukan tindakan-tindakan penunjang kehidupan.
________________________________________


Tidak ada komentar: