Kamis, 16 April 2015

Makalah Kelenjar Testis

 KATA PENGANTAR
Ucapan syukur sebesar-besarnya dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas seizinNyalah tulisan ini dengan judul:
“KELENJAR TESTIS”
Dapat terselesaikan dengan baik meskipun banyak masalah di dalamnya tapi atas dasar kemauan dan tekad serta kerja keras sehingga kesulitan tersebut dapat terpecahkan satu per satu.
 Makalah ini disusun tidak hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah tetapi juga untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
            Ucapan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Makalah ini. Kepada semua pihak yang telah rela waktunya tersita untuk membantu penyusunan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang tulisannya kami kutip atau dijadikan rujukan, kami sampaikan terimakasih dan pernyataan maaf bila tidak berkenan. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima demi kesempurnaan nantinya.Semoga makalah ini memberi pengetahuan dan memperluas wawasan pembaca.
                                                                                                      Manado, Februari 2015
                                                                                                      Penyusun





DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………… 1
Daftar isi …………………………………………………………………………………………………….. 2
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………………………………… 3
       A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………... 3
Bab II Pembahasan ……………………………………………………………………………………… 4
A.      Definisi …………………………………………………………………………………………….. 4
B.      Struktur …………………………………………………………………………………………… 4
C.      Fungsi Testis ……………………………………………………………………………………. 5
D.     Kelainan-kelainan Pada Testis ………………………………………………………….. 6
Bab III Penutup …………………………………………………………………………………………..10
A.      Kesimpulan ……………………………………………………………………………………..10
B.      Saran ……………………………………………………………………………………………… 10
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………… 11













BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan (Anonymous.2009). Alat kelamin jantan terdiri dari Testes, Saluran-saluran, Kelenjar-kelenjar, dan Penis. Dimana  alat kelamin jantan dibagi menjadi alat kelamin primer berupa testis dan alat kelamin sekunder berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan dunia luar yaitu vas deferent, epididimis, vas deferens, dan penis yang di dalamnya terdapat uretra, dipakai untuk menyalurkan air mani dan cairan aksesoris keluar pada waktu ejakulasi .









BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk. Testosteron dihasilkan oleh testis, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin, dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan.
Kelenjar testis, bentuknya seperti telur, banyaknya 2 buah menghasilkan sel mani atau sperma. Testis terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam tersimpan di dalam skrotum masing-masing di tunika albugenia testis. Di belakang testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis. mempunyai dua testis yang dibungkus dengan skrotum. Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis.
Ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli. Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
B.     Struktur
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
 Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.
C.      Fungsi Testis
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:
  • memproduksi sperma (spermatozoa)
  • memproduksi hormon seks pria seperti testosteron
Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari bagian anterior:
Ø  Sperma
Sperma diproduksi dalam tubulus seminiferus dari testis. Ada sekitar 700 tabung ini di masing-masing testis, masing-masing adalah sepanjang lengan dan lebar beberapa rambut, seluruh koleksi tubulus lebih panjang dari lapangan sepak bola! Setelah sperma diproduksi dalam tubulus seminiferus mereka masuk ke dalam epididimis, sebuah tabung melingkar yang panjang di mana sperma matang karena mereka disampaikan sepanjang itu. Mereka kemudian siap dikeluarkan pada saat ejakulasi melalui saluran sperma.
Ø  Hormon Testosteron
Hormon utama yang disekresi oleh testis adalah testosteron, hormon androgenik. Testosteron disekresikan oleh sel-sel yang terletak di antara tubulus seminiferus, yang dikenal sebagai sel Leydig. Di testis juga memproduksi inhibin B dan hormon anti-Mullerian dari sel Sertoli, dan insulin-seperti faktor 3 dan estradiol dari sel-sel Leydig.
Testosteron penting pada tahap pertama pengembangan organ reproduksi laki-laki pada janin. Hal ini juga menyebabkan perkembangan karakteristik pria seperti pertumbuhan rambut wajah, pendalaman suara dan percepatan pertumbuhan yang terjadi selama masa pubertas. Testosteron penting dalam menjaga karakteristik ini sekunder laki-laki sepanjang hidup seseorang. Dari seterusnya pubertas, testosteron memberikan stimulus utama untuk produksi sperma.
D.     Kelainan-kelainan Pada Testis
1. Penyebab
     Testis bisa kurang aktif (keadaan ini disebut hipogonadisme) karena kelenjar hipofisa tidak menghasilkan hormon yang merangsang testis atau karena terdapat kelainan pada testis. Jika testis kurang aktif maka pembentukan androgen berkurang; pertumbuhan dan perkembangan seksual mengalami kemunduran, pembentukan sperma berkurang dan penis berukuran kecil. 
2. Gejala
    Gejalanya bervariasi, tergantung kepada umur ketika kekurangan androgen terjadi.
Pada janin laki-laki, kekurangan androgen yang terjadi sebelum kehamilan mencapai 12 minggu menyebabkan pembentukan alat kelamin yang tidak lengkap. Lubang uretra terletak di bagian samping bawah penis bukan di ujung penis atau terjadi pseudohermafroditisme pria (bayi laki-laki memiliki alat kelamin perempuan).
Jika kekurangan androgen terjadi pada saat usia kehamilan telah melewati 12 minggu, maka janin laki-laki bisa memiliki penis yang sangat kecil (mikrofalus) atau testis yang tidak seluruhnya turun ke dalam kantung zakar.

Kekurangan androgen pada masa kanak-kanak menyebabkan perkembangan seksual yang tidak lengkap. Suaranya tetap cempreng (bernada tinggi) dan perkembangan ototnya jelek. Penis, testis dan skrotum (kantung zakar) kurang berkembang. Rambut kemaluan dan rambut ketiak tipis dan jarang, lengan dan tungkainya sangat panjang.

Kekurangan androgen setelah masa puber dapat menyebabkan lemahnya gairah seksual,impotensi dan kekuatan anak laki-laki yang berada dibawah normal. Testis mengkerut, kulit di sekitar mata dan bibir agar keriput, rambut badan tipis dan jarang serta tulangnya lemah. Jika penyebabnya adalah kelainan pada testis, maka bisa terjadi ginekomastia(pembesaran payudara).

Sindroma Klinefelter 
Ditemukan pada 1 diantara 700 kelahiran bayi laki-laki. Penyebabnya adalah kelainan kromosom.  Anak memiliki 2 kromosom X dan 1 kromosom Y (XXY, seharusnya XY), bahkan beberapa diantara mereka memiliki lebih banyak lagi kromosom X. Biasanya kelainan ini baru terdeteksi pada masa puber, dimana anak tidak mengalami pematangan seksual yang normal. Anak laki-laki dengan sindroma Klinefelter memiliki testis yang kecil (kurang dari 1,9 cm), testisnya keras dan terisi dengan jaringan fibrosa. Payudara biasanya agak membesar dan proporsi kerangka tubuhnya abnormal, dimana tungkai lebih panjang dibandingkan dengan kepala dan batang tubuhnya.
Mereka juga memiliki resiko menderita diabetes mellitus, penyakit paru menahun, varises vena, hipotiroidisme dan kanker payudara. Diagnosis ditegakkan melalui hasil analisa kromosom pada sel-sel yang didapat dari contoh darah.

Anorkia bilateral (sindroma testis yang hilang)
Terjadi pada 1 dari 20.000 pria.
Pada awal perkembangan tampaknya testis ada tetapi kemudian diserap oleh tubuh sebelum atau sesudah lahir.
Tanpa testis, tidak akan terbentuk testosteron atau sperma sehingga pada masa puber tidak terbentuk karakteristik seksual sekunder pria dan mereka mandul.


Ketiadaan sel Leydig kongenital 
Menyebabkan terjadinya genitalia ambigus(pseudohermafrodit pria) karena testosteron yang dihasilkan tidak cukup untuk merangsang pembentukan alat kelamin laki-laki yang normal pada janin.
Sel Leydig adalah sel di dalam testis yang dalam keadaan normal membentuk testosteron. Secara genetik mereka adalah laki-laki.

Kriptorkidisme
 Adalah suatu keadaan dimana salah satu atau kedua testis tetap berada dalam perut.
Pada masa janin testis dibentuk di dalam perut dan biasanya akan turun ke dalam skrotum sesaat sebelum lahir.
Pada saat lahir, sekitar 3% anak laki-laki mengalami kriptorkidisme, tetapi pada saat berumur 1 tahun, kebanyakan testisnya akan turun dengan sendirinya.
Jika testis tidak turun, perlu dilakukan pembedahan untuk menempatkan testis ke dalam skrotum guna mencegah kemandulan atau torsio dan utnuk mengurangi resiko kanker testis. Pembedahan ini sebaiknya dilakukan sebelum anak berumur 5 tahun.

Sindroma Noonan 
Menyebabkan testis kecil yang menghasilkan sedikit testosteron.
Gejala lainnya adalah:
- selaput di leher
- telinga yang letaknya rendah
- kelopak mata turun
- bertubuh pendek
- jari manis tangan memendek
- langit-langit mulut yang tinggi
- kelainan jantung dan pembuluh darah.
Pemeriksaan darah menunjukkan rendahnya kadar testosteron dan tingginya kadar LH(luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone).

Distrofi miotonik 
Adalah suatu kelainan otot yang pada 80% kasus juga disertai dengan terjadinya kegagalan testiskuler.
Testis digantikan oleh jaringan fibrosa dan biasanya tidak menghasilkan sperma.
Gejala lainnya adalah:
- kelemahan dan penciutan otot
- kebotakan
- keterbelakangan mental
- katarak
- diabetes mellitus
- hipotiroidisme
- tulang kerangkan yang abnormal tebal. 









BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk. Testosteron dihasilkan oleh testis, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin, dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:

B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa terutama mahasiswa kesehatan untuk lebih giat lagi belajar, agar sukses dimasa mendatang. Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat untuk semua.






DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB8QFjAA&url=https%
















Tidak ada komentar: