KATA PENGANTAR
Ucapan syukur sebesar-besarnya dipanjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas seizinNyalah tulisan ini dengan judul:
“KELENJAR TESTIS”
Dapat terselesaikan dengan baik meskipun
banyak masalah di dalamnya tapi atas dasar kemauan dan tekad serta kerja keras
sehingga kesulitan tersebut dapat terpecahkan satu per satu.
Makalah ini disusun tidak hanya untuk memenuhi
tugas mata kuliah tetapi juga untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu tersusunnya Makalah ini. Kepada semua pihak yang telah rela
waktunya tersita untuk membantu
penyusunan tulisan
ini. Kepada pihak-pihak yang tulisannya kami kutip atau dijadikan rujukan, kami
sampaikan terimakasih dan pernyataan maaf bila tidak berkenan. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala bentuk kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami terima demi kesempurnaan nantinya.Semoga makalah ini memberi pengetahuan dan
memperluas wawasan pembaca.
Manado,
Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………………………… 1
Daftar isi
…………………………………………………………………………………………………….. 2
Bab I Pendahuluan
……………………………………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang
…………………………………………………………………………………... 3
Bab II Pembahasan
……………………………………………………………………………………… 4
A.
Definisi …………………………………………………………………………………………….. 4
B.
Struktur …………………………………………………………………………………………… 4
C.
Fungsi Testis …………………………………………………………………………………….
5
D.
Kelainan-kelainan Pada Testis
………………………………………………………….. 6
Bab III Penutup …………………………………………………………………………………………..10
A.
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………..10
B.
Saran ……………………………………………………………………………………………… 10
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………… 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk
kehidupan. Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang
mampu hidup lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan
(Anonymous.2009). Alat kelamin jantan terdiri dari Testes, Saluran-saluran,
Kelenjar-kelenjar, dan Penis. Dimana alat
kelamin jantan dibagi menjadi alat kelamin primer berupa testis dan alat
kelamin sekunder berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan
dunia luar yaitu vas deferent, epididimis, vas deferens, dan penis yang di
dalamnya terdapat uretra, dipakai untuk menyalurkan air mani dan cairan
aksesoris keluar pada waktu ejakulasi .
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa
dan hormon laki-laki dibentuk. Testosteron dihasilkan oleh testis, berkembang
di dalam abdomen sewaktu janin, dan turun melalui saluran inguinal kiri dan
kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan.
Kelenjar testis, bentuknya seperti telur, banyaknya 2 buah
menghasilkan sel mani atau sperma. Testis terletak menggantung pada urat-urat
spermatik di dalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masing-masing sebesar telur
ayam tersimpan di dalam skrotum masing-masing di tunika albugenia testis. Di
belakang testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang
disebut mediastinum testis. mempunyai
dua testis yang dibungkus dengan skrotum. Selama masa pubertas, testis
berkembang untuk memulai spermatogenesis.
Ukuran testis
bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan
intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak
lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis
pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
B. Struktur
Testis dibungkus oleh
lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea.
Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel
sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis,
duktus efferen,
dan epididimis.
Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh
melalui vas deferen
dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus
terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi
hormon testosteron.
C.
Fungsi
Testis
- memproduksi
sperma (spermatozoa)
- memproduksi
hormon seks pria seperti testosteron.
- luteinizing hormone
(LH)
- follicle-stimulating hormone
(FSH)
Ø
Sperma
Sperma diproduksi dalam tubulus
seminiferus dari testis. Ada sekitar 700 tabung ini di masing-masing testis,
masing-masing adalah sepanjang lengan dan lebar beberapa rambut, seluruh
koleksi tubulus lebih panjang dari lapangan sepak bola! Setelah sperma
diproduksi dalam tubulus seminiferus mereka masuk ke dalam epididimis, sebuah
tabung melingkar yang panjang di mana sperma matang karena mereka disampaikan
sepanjang itu. Mereka kemudian siap dikeluarkan pada saat ejakulasi melalui
saluran sperma.
Ø
Hormon
Testosteron
Hormon utama yang
disekresi oleh testis adalah testosteron,
hormon androgenik. Testosteron disekresikan oleh sel-sel yang terletak di
antara tubulus seminiferus, yang dikenal sebagai sel Leydig. Di testis juga memproduksi inhibin B dan hormon
anti-Mullerian dari sel Sertoli, dan insulin-seperti faktor 3 dan estradiol
dari sel-sel Leydig.
Testosteron penting pada tahap pertama
pengembangan organ reproduksi laki-laki pada janin. Hal ini juga menyebabkan
perkembangan karakteristik pria seperti pertumbuhan rambut wajah, pendalaman
suara dan percepatan pertumbuhan yang terjadi selama masa pubertas. Testosteron
penting dalam menjaga karakteristik ini sekunder laki-laki sepanjang hidup
seseorang. Dari seterusnya pubertas, testosteron memberikan stimulus utama
untuk produksi sperma.
D.
Kelainan-kelainan Pada Testis
1.
Penyebab
Testis bisa kurang aktif (keadaan ini disebut hipogonadisme) karena kelenjar hipofisa tidak menghasilkan hormon yang merangsang testis atau karena terdapat kelainan pada testis. Jika testis kurang aktif maka pembentukan androgen berkurang; pertumbuhan dan perkembangan seksual mengalami kemunduran, pembentukan sperma berkurang dan penis berukuran kecil. |
2.
Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada umur ketika kekurangan androgen terjadi. Pada janin laki-laki, kekurangan androgen yang terjadi sebelum kehamilan mencapai 12 minggu menyebabkan pembentukan alat kelamin yang tidak lengkap. Lubang uretra terletak di bagian samping bawah penis bukan di ujung penis atau terjadi pseudohermafroditisme pria (bayi laki-laki memiliki alat kelamin perempuan). Jika kekurangan androgen terjadi pada saat usia kehamilan telah melewati 12 minggu, maka janin laki-laki bisa memiliki penis yang sangat kecil (mikrofalus) atau testis yang tidak seluruhnya turun ke dalam kantung zakar. Kekurangan androgen pada masa kanak-kanak menyebabkan perkembangan seksual yang tidak lengkap. Suaranya tetap cempreng (bernada tinggi) dan perkembangan ototnya jelek. Penis, testis dan skrotum (kantung zakar) kurang berkembang. Rambut kemaluan dan rambut ketiak tipis dan jarang, lengan dan tungkainya sangat panjang. Kekurangan androgen setelah masa puber dapat menyebabkan lemahnya gairah seksual,impotensi dan kekuatan anak laki-laki yang berada dibawah normal. Testis mengkerut, kulit di sekitar mata dan bibir agar keriput, rambut badan tipis dan jarang serta tulangnya lemah. Jika penyebabnya adalah kelainan pada testis, maka bisa terjadi ginekomastia(pembesaran payudara). Sindroma Klinefelter
Ditemukan
pada 1 diantara 700 kelahiran bayi laki-laki. Penyebabnya adalah kelainan kromosom. Anak memiliki 2
kromosom X dan 1 kromosom Y (XXY,
seharusnya XY), bahkan
beberapa diantara mereka memiliki lebih banyak lagi kromosom X. Biasanya
kelainan ini baru terdeteksi pada masa puber, dimana anak tidak mengalami
pematangan seksual yang normal. Anak laki-laki dengan sindroma
Klinefelter memiliki testis yang kecil (kurang dari 1,9 cm), testisnya keras
dan terisi dengan jaringan fibrosa.
Payudara biasanya agak membesar dan proporsi kerangka tubuhnya abnormal,
dimana tungkai lebih panjang dibandingkan dengan kepala dan batang tubuhnya.
Mereka juga memiliki resiko menderita diabetes mellitus, penyakit paru menahun, varises vena, hipotiroidisme dan kanker payudara. Diagnosis ditegakkan melalui hasil analisa kromosom pada sel-sel yang didapat dari contoh darah. Anorkia bilateral (sindroma testis yang hilang)
Terjadi
pada 1 dari 20.000 pria.
Pada awal perkembangan tampaknya testis ada tetapi kemudian diserap oleh tubuh sebelum atau sesudah lahir. Tanpa testis, tidak akan terbentuk testosteron atau sperma sehingga pada masa puber tidak terbentuk karakteristik seksual sekunder pria dan mereka mandul.
Ketiadaan
sel Leydig kongenital
Menyebabkan
terjadinya genitalia ambigus(pseudohermafrodit pria) karena
testosteron yang dihasilkan tidak cukup untuk merangsang pembentukan alat
kelamin laki-laki yang normal pada janin.
Sel Leydig adalah sel di dalam testis yang dalam keadaan normal membentuk testosteron. Secara genetik mereka adalah laki-laki. Kriptorkidisme
Adalah
suatu keadaan dimana salah satu atau kedua testis tetap berada dalam perut.
Pada masa janin testis dibentuk di dalam perut dan biasanya akan turun ke dalam skrotum sesaat sebelum lahir. Pada saat lahir, sekitar 3% anak laki-laki mengalami kriptorkidisme, tetapi pada saat berumur 1 tahun, kebanyakan testisnya akan turun dengan sendirinya. Jika testis tidak turun, perlu dilakukan pembedahan untuk menempatkan testis ke dalam skrotum guna mencegah kemandulan atau torsio dan utnuk mengurangi resiko kanker testis. Pembedahan ini sebaiknya dilakukan sebelum anak berumur 5 tahun. Sindroma Noonan
Menyebabkan
testis kecil yang menghasilkan sedikit testosteron.
Gejala lainnya adalah: - selaput di leher - telinga yang letaknya rendah - kelopak mata turun - bertubuh pendek - jari manis tangan memendek - langit-langit mulut yang tinggi - kelainan jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan darah menunjukkan rendahnya kadar testosteron dan tingginya kadar LH(luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone). Distrofi miotonik
Adalah
suatu kelainan otot yang pada 80% kasus juga disertai dengan terjadinya
kegagalan testiskuler.
Testis digantikan oleh jaringan fibrosa dan biasanya tidak menghasilkan sperma. Gejala lainnya adalah: - kelemahan dan penciutan otot - kebotakan - keterbelakangan mental - katarak - diabetes mellitus - hipotiroidisme - tulang kerangkan yang abnormal tebal. |
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Testis merupakan organ kelamin
laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk. Testosteron dihasilkan
oleh testis, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin, dan turun melalui
saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir
kehamilan.
- memproduksi
sperma (spermatozoa)
- memproduksi
hormon seks pria seperti testosteron.
B.
Saran
Diharapkan kepada mahasiswa terutama
mahasiswa kesehatan untuk lebih giat lagi belajar, agar sukses dimasa
mendatang. Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat untuk semua.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB8QFjAA&url=https%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar